Tulisan yang sangat inspiratif ini ditulis oleh
Ms. Resty. Saat ini bekerja sebagai guru di SDN Sukasari 4 dan Dosen FKIP -UNIS Tangerang.
“Siapa yan memimpin doa hari ini?”
“Siapa yang menyiapkan?”
“Siapa yang mau memimpin operasi semut?”
Begitulah setiap hari bu guru bertanya kepada kami. Setiap hari bu guru meminta anak-anak secara bergiliran menjadi pemimpin kelas. SIAPAPUN BOLEH MENJADI PEMIMPIN . Di sini kami dilatih untuk berani tampil ke depan. Alhamdulillah dengan cara ini teman-teman berani dan siap memimpin kelas . Teman-teman yang mendapat giliran menjadi pemimpin, ditentukan berdasarkan kelompok yang mendapat tugas piket. Kebetulan bangku-bangku di kelas disusun menjadi 5 kelompok yaitu:
Santun
Soleh
Semangat
Sayang
Sabar
Jika hari Senin tiba, bu guru meminta anak-anak yang duduk di kelompok Santun untuk melaksanakan tugas piket. Dan berakhir di kelompok Sabar pada hari Jumat. Salah satu tugas piket itu adalah memimpin kelas- memberi aba-aba siap belajar dan berdoa :
Anak soleh…
Siap !!! ( serentak dijawab teman-teman)
satu
dua
tiga
berdoa mulai
Teman-teman pasti senang mendapat tugas ini. Mereka akan berebutan mengacungkan tangan tingi-tingi, agar dipilih bu guru. Menjadi pemimpin walau hanya sehari, rasangan bangga….. sekali. (Pemimpinnya banyak dong…. Kalau jumlah muridnya 40 anak berarti ketua kelasnya ada 40? he..he… begitulah
Lalu ketua kelas kelasnya siapa?
Ketua kelas kami tetap ada satu. Ia dipilih dengan cara musyawarah – pemilihan suara mayoritas. Namanya pun tercantum di struktur organisasi kelas. Ketua kelas ‘beneran’ ini mendapat tugas-tugas khusus salah satunya yaitu menjadi pemimpin barisan saat upacara bendera hari Senin. Nah, semuanya jalan kan? Ketua kelas bisa memimpin, kami pun mempunyai kesempatan jadi pemimpin.
0 Komentar:
Posting Komentar